Jakarta, CNN Indonesia - Salah satu dari penguat atau penguat roket Falcon Heavy milik SpaceX Mengajukan jatuh saat roket mendar...
Jakarta, CNN Indonesia - Salah satu dari penguat atau penguat roket
Falcon Heavymilik
SpaceXMengajukan jatuh saat roket mendarat di Samudera Atlantik pada Kamis (11/4) lalu.
Hal itu disebabkan oleh pergerakan laut yang cukup tinggi menyulitkan kru Falcon Berat untuk mengatur penguat ke dek dronehip di Samudera Atlantik.
"Sepanjang ahir pekan karena masalah laut yang sulit, tim pemulihan SpaceX tidak dapat menyelamatkan pendorong di inti pusat [roket Falcon Heavy] untuk melakukan perjalanan kembali ke Port Canaveral," kata Juru Bicara SpaceX, James Gleeson mengutip Space News.
"Saat kondisinya membengkak dengan tinggi gelombang hingga tinggi, penguat mulai bergeser dan akhirnya tidak bisa berdiri tegak,"
Namun kata Gleeson, kejadian itu tidak akan mempengaruhi roket yang akan datang. Dilansir dari The Verge, SpaceX memiliki Octagrabber yaitu robot yang menempel pada pangkalan penguat untuk menyelamatkan roket yang mendarat di laut.
Sayangnya, tidak dapat digunakan karena pusatnya terhubung dengan dua sisi penguat, namun ia memiliki desain yang berbeda dari penguat Falcon 9 maka Octagrabber tidak dapat digunakan.
SpaceX dikabarkan akan diluncurkan kembali roket Falcon Heavy saat musim panas, menggunakan inti pusat yang sama dan dua inti luar yang mendarat minggu lalu. Selain itu, perusahaan ruang angkasa milik Elon Musk juga akan menggunakan Octagrabber yang diluncurkan.
Sebelumnya, dihidupkan roket komersial Falcon Heavy ditunda lantaran angin kencang yang terjadi pada Rabu (10/4).
Misi menerima roket komersial ini membawa satelit milik Arabsat. Peluncuran ini dilakukan setelah diluncurkan Elon Musk mengirim mobil otonom Tesla untuk uji coba.
Sepanjang 2018, SpaceX telah melakukan 21 kali misi melakukan. Roket Falcon Berat pertama kali diluncurkan pada Februari 2018 dengan memboyong Starman yang duduk di belakang kemudi Tesla (hiruk pikuk)
Read More
Tidak ada komentar