Sampul depan Judul: Bekerja dengan hati nurani Penulis: KH. Muwafik Saleh Penerbit: Erlangga Tahun Terbit: 2009 Jumlah halaman...
Sampul depan |
Penulis: KH. Muwafik Saleh
Penerbit: Erlangga
Tahun Terbit: 2009
Jumlah halaman: 293 halaman
Peresensi: Sirajuddin
Sampul belakang |
Pendahuluan
Pada halaman kata pengantar penulis mengemukakan bahwa isi buku ini merupakan kerangka pikir dituangkan dalam bentuk tulisan yang menjadi salah satu bagian dalam modul pelatihan SWOT (Spritual Worker Training) orientasi pelatihan ini untuk membuka kesadaran dalam memaknai setiap aktivitas dalam bingkai spiritual.
Synopsis
Menukil pendapat Daniel Golemen di awal pembahasan buku ini menjelaskan kontribusi maksimal dari kecerdasan intlektual (IQ) yang terletak pada neokorteks, kecerdasan emosional yang mengandung banyak kompetensi seperti; kesadaran diri (self Awarenees), kesadarn emosi (emotional self-Awareness), penilaian diri (Self assessment), dan Percaya diri (Self-confidence), kecerdasan dpritual (spiritual Quotion atau SQ) yang termasuk fungsi saraf otak yang bernama God Spot yang terletak pada temporal lobe yang merespon aktifitas spiritual, namun paradigma kecerdasan ini mengubah cara pandang manusia dalam menilai kehidupan dan segala aktifitasnya, manusia terjebak dalam penjara rasionalisme-materialisme karena hegemoni kapitalis.
Beberapa bab dalam buku ini menjadi motivasi kerja dalam islam seperti menjelaskan konsep rezeki yang bukan saja hasil kerja dengan mengangkat cerita sejarah Imam besar yang taat ahli hikmah, dialah Imam Jahidi yang mengisahkan kesendiriannya dalam sebuah Gua di hutan dan tidak terjangkau manusia, yang memberi hikmah bahwa Allah akan memberikan rezeki dimanapun kita berada dan bukan hasil kerja semata. Dan pada bab ini juga mereferensi kitab Al Islahu Al Wujuuhu Wa an-nadhair fil Quranil Karim.
Wujud dan ciri bekerja dengan terdiri dari 10 ciri dengan tambahan ilustrasi oleh penulisnya beberapa ciri itu seperti mengawali kerja dengan niat manjaga agama, menghadirkan Allah SWT dalam bekerja sampai pada layanan prima yang merupakan rangkuman dari etos kerja islam.
Lalu mengapa rezeki yang dijaminkan kepada manusia itu tidak sama setiap orang, Imam Malik begitu kagum terhadap kecerdasan Asy-Syafii santrinya "sesungguhnya aku melihat Allah telah menaruh cahayadi hatimu, maka jangan kmu padamkan cahaya itu dengan kemaksiatan". Para. Spritualis ini menyampaikan bahwa kemaksiatan2 itu akan mempersempit rezekimu. Walaupun kadang ada orang suka berbuat maksiat pada Allah SWT hidupnuya baik2 saja, bahkan memperoleh jabatan dan posisi terhormat, dan keluarganya bahagia sejahtera.
Realitas ini adalah sebuah ujian dari Allah yang oleh Rasulullah disebut Istidraj. Di bagian akhir buku ini mnjelaskan virus pengundang dosa di tempat kerja, pesan Ali bin Abi Thalib "Barang siapa yang menginginkan keperkasaan tanpa kehinaan hebat tanpa kekuasaan, kaya tanpa harta, wibawa tanpa di dukung nasab, maka jauhkan nafsunya dari kehinaan maksiat menuju keperkasaan taat".
Bekerja dengan hati nurani menjauhkan dari virus iri, dengki, sombong, cinta dunia bahkan sampai menghalalkan kemungkaran, dan ini berakibat pada kehinaan di dunia dan di akhirat, tetap berada di rel kebenaran keteguhan akan keyakinan dan komitmen, pesan Rasulullah kelak di akhir zaman kemungkaran akan merajalela dan orang yang teguh pada pendirian ibarat mengenggam bara api dan mendapat penolakan dan cemoohan dari yang lain, orang seperti ini akan memperoleh sama dengan pahala para sahabat yang mengamalkan seperti itu (HR. Ibnu Majah)
Melalui buku ini akan diperoleh pengetahuan dan bsgaimana memaknai pekerjaan sebagai ibadah didukung beberapa surah dan kumpulan hadis dan di setiap awal bab disertakan pesan-pesan bijak para ulama, dibubuhi istilah-istilah dalam Alqur'an sebagai pendukung mudahnya mengingat informasi yang disampaikan dalam buku ini.
Tidak ada komentar