Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

//

Breaking News:

latest

Market Jokowi Effect, IHSG Diprediksi Senggol Level 7.100 Tahun Ini 18 April 2019 19:41 WIB - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bakal melanjutkan tren penguatannya hingga akhir tahun...



Jakarta, CNBC Indonesia

- Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bakal melanjutkan tren penguatannya hingga akhir tahun ini ke level 7.100. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, secara year to date, IHSG menguat 5,05% ke level 6.507,22.

Bahkan, pada perdagangan hari ini, IHSG sempat menguat pada level tertingginya pada level 6.636,33, atau menguat 2,39%. Chief Executive Officer PT Arah Investasi Mandiri, Hendra Martono Liem, menyebut penguatan IHSG lantaran pelaku pasar merespons positif hasil hitung cepat atau quick qount sejumlah lembaga survei yang menyatakan pasangan calon presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin unggul atas pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.


"Pasar merespons kemungkinan besar petahana menang," kata Hendra, kepada wartawan saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Kamis petang (18/4/2019).

Menurut Hendra, dalam 2-3 hari menjelang perhelatan Pilpres, saham-saham konstruksi yang bergerak di infrastruktur mengalami kenaikan, di antaranya PT Waskita Karya Tbk (WSKT) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Properti Tbk (PPRO).

Karena itu, kata dia bukan tidak mungkin IHSG bisa menembus level psikologis baru di angka 7.100 di penghujung tahun ini. "Akhir tahun masih bisa saya lihat berpotensi menuju ke arah 7.100," ungkapnya.

Sejumlah sektor yang direkomendasikan Hendra di antaranya adalah sektor keuangan seperti perbankan kelompok Bank Usaha Buku IV, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Sektor selanjutnya yang diperhatikan adalah sektor properti seperti emiten-emiten BUMN Karya dan terakhir adalah sektor konsumer seperti PT Unilever Tbk (UNVR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

"Konstruksi bobotnya 11,63 persen, finance 23,82 persen. Strategi agar IHSG menguat beli saham finance," tutur Hendra, menambahkan.

Aliran Modal Asing Deras Sejalan dengan menguatnya IHSG, kata Hendra, aliran modal asing ke pasar saham diprediksi akan kian deras. Hal itu tercermin dari aksi beli pelaku pasar asing yang secara year to data di pasar saham mencapai Rp 15,21 triliun.

Dalam kesempatan sebelumnya, perusahaan manajemen investasi PT Bahana TCW Invesment Management memperkirakan hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan membawa dampak positif ke pasar keuangan domestik.

Aliran dana asing ke pasar saham dan obligasi tahun ini bahkan diperkirakan bisa lebih dari US$ 6 miliar atau sekitar Rp 84,35 triliun, lebih besar dari 2018. "Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tetap dipercaya oleh asing meskipun sedang melaksanakan pemilu.

Arus inflow pasar saham dan obligasi mencapai US$ 6 miliar, jauh lebih besar dari total inflow 2018," kata Chief Economist Bahana TCW Budi Hikmat dalam ulasan Post-Election Brief yang dipublikasikan, Kamis (18/04/2019).

Estimasi tersebut didasarkan pada data historis yang menujukan tren arus masuk modal asing dengan rata-rata perolehan US$ 2,2 miliar sepanjang tahun penyelenggaraan pemilu.

Lebih lanjut Ashmore juga mencatatkan bahwa pemilu Indonesia adalah satu-satunya pemilu yang mendapatkan sentimen positif untuk arus masuk asing dan rekomendasi beli (overweight).

"Aliran modal asing yang masuk bisa lebih dari US $6 miliar," tukas Hendra.

Saksikan Video Pemilu Damai, IHSG Diproyeksi Akhir Tahun Tembus 7.190[Gambas:Video CNBC](dob)







Read More

Tidak ada komentar